Di luar tetes hujan semakin membesar, memecah di tanah dengan bunyi gemerisik. Jendela kamar saya tepat menghadap ke jalan. Segala bunyi, aroma, bahkan orang yang lewat pun dapat saya ketahui.
Aroma tanah dan debu yang tertimpa air hujan mulai masuk ke rongga hidung. Tapi ada aroma lain yang menggoda masuk ke dalam hidung dan berlanjut ke otak bagian penyimpan memori: aroma asap rokok.
Saya tidak bisa melihat asap rokok yang membumbung maupun orang yang mengisap rokok itu. Namun, aroma tembakau bercampur cengkeh menyelusup, membawa saya ke sebuah adegan bertahun-tahun yang lalu. Saya tersenyum kecil mengingatnya, hanya sebuah kenangan sederhana yang mungkin tidak penting untuk diceritakan.
Begitulah otak manusia, hanya dengan selintasan aroma saja telah mampu membawa jiwa ke dunia yang lain, entah sebuah kesedihan atau kesenangan. Sederhana tapi kuat...
5 komentar:
dek,lo rajin juga ya bikin blog.
Bener banget Mbak! Bau-bauan atawa scent dapat membawa kita pada suatu kenangan. Bau minyak telon pasti langsung ingat masa kecil. Sama halnya kalau dengar lagu-lagu jadul, ingatan kita mundur kebelakang beberapa saat ke masa lagu itu hits. Hihi.
@cep: hahaha kl ngikutin napsu, pengennya lebih byk.
@mba wijayanti: segala yang pernah hadir selalu membawa kenangan. makasih sudah berkunjung ya
OMG... Dek, bagus banget. Gila, gue makin iri sama kehebatan lo nulis dalam bahasa Indonesia.
@ucha: thanks ya, cha. tapi ini masih belum ada apa2nya cha. coba baca tulisan2 cepe dan pade. masih jauh gue. hehehe
Posting Komentar