Juni 07, 2009

Sualalita*

Di saat manusia semakin menjauh dari mimpinya, entah disadari atau tidak disadari makin melenceng dari jalur yang mengarahnya ke mimpi, Tuhan hadir dengan berbagai pertanda.

Beberapa hari ini, saya seperti diberikan petunjuk. Mula-mula saya tidak ngeh, tapi lama-kelamaan saya merasa Tuhan sedang berbicara pada saya. Seperti sedang membangunkan saya dari tidur yang enak.

Ketika tersadar, saya pun merasa sedih bercampur bahagia. Sedih, karena bagaimana mungkin saya bermalas-malasan tanpa usaha mengejar mimpi dan bahagia karena Tuhan masih menuntun saya.

Saya jadi teringat seorang teman yang bertanya bagaimana cara menangkap dan membaca pertanda dari Tuhan. Saat itu saya hanya bisa berkata: Mintalah, maka kau akan diberi. Menangkap dan membaca pertanda adalah sesuatu yang intim dan personal hingga susah dijelaskan. Sama halnya saat kita jatuh cinta, kita tidak akan bisa menjelaskan mengapa kita bisa jatuh cinta.

Mintalah untuk diberi kemampuan memahami bahasa alam, mengenal sebuah pertanda, dan memaknainya. Tapi, satu hal yang pasti, pertanda seringkali merupakan hal-hal kecil yang malah bagi orang lain dianggap sepele. Yang mengerti hanya hati sendiri.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

* Sualalita = pertanda
sua = manusia
lali = lupa
ta = Tuhan
('manusia lupa karena itu dingatkan Tuhan' - berasal dari bahasa Sansekerta)