Februari 08, 2009

Aroma di Tengah Hujan

Di luar tetes hujan semakin membesar, memecah di tanah dengan bunyi gemerisik. Jendela kamar saya tepat menghadap ke jalan. Segala bunyi, aroma, bahkan orang yang lewat pun dapat saya ketahui.

Aroma tanah dan debu yang tertimpa air hujan mulai masuk ke rongga hidung. Tapi ada aroma lain yang menggoda masuk ke dalam hidung dan berlanjut ke otak bagian penyimpan memori: aroma asap rokok.

Saya tidak bisa melihat asap rokok yang membumbung maupun orang yang mengisap rokok itu. Namun, aroma tembakau bercampur cengkeh menyelusup, membawa saya ke sebuah adegan bertahun-tahun yang lalu. Saya tersenyum kecil mengingatnya, hanya sebuah kenangan sederhana yang mungkin tidak penting untuk diceritakan.

Begitulah otak manusia, hanya dengan selintasan aroma saja telah mampu membawa jiwa ke dunia yang lain, entah sebuah kesedihan atau kesenangan. Sederhana tapi kuat...

5 komentar:

the grumpy blogger mengatakan...

dek,lo rajin juga ya bikin blog.

- mengatakan...

Bener banget Mbak! Bau-bauan atawa scent dapat membawa kita pada suatu kenangan. Bau minyak telon pasti langsung ingat masa kecil. Sama halnya kalau dengar lagu-lagu jadul, ingatan kita mundur kebelakang beberapa saat ke masa lagu itu hits. Hihi.

Kadek mengatakan...

@cep: hahaha kl ngikutin napsu, pengennya lebih byk.

@mba wijayanti: segala yang pernah hadir selalu membawa kenangan. makasih sudah berkunjung ya

Anonim mengatakan...

OMG... Dek, bagus banget. Gila, gue makin iri sama kehebatan lo nulis dalam bahasa Indonesia.

Kadek mengatakan...

@ucha: thanks ya, cha. tapi ini masih belum ada apa2nya cha. coba baca tulisan2 cepe dan pade. masih jauh gue. hehehe