September 21, 2008

Orang Atheis Adalah Orang Yang Selalu Ingat Tuhan

Judul di atas diucapkan teman dekat saat kami masih kuliah. Entah sudah beberapa tahun silam. Sebuah kalimat yang menyindir saya dan membuat saya merenung.

Alasannya simpel, menjadi atheis di lingkungan mayoritas theis (terutama negara-negara seperti Indonesia), tentu saja tidak mudah. Di kala seseorang bertahan dengan persepsi dirinya di tengah terjangan pemikiran normal dan pada umumnya, tentu membuat dia kembali berpikir ulang mengenai persepsinya itu.

Orang atheis akan terus menanyakan eksistensi Tuhan di kala orang-orang kebanyakan menerima keberadaan-Nya dengan pasrah alias taken for granted. Karena doktrinasi sejak kecil membuat keberadaan Tuhan sebagai sesuatu yang umum dan bukan hal yang asing.

Berbeda dengan orang atheis yang hidup di lingkungan theis, akan selalu berusaha mencari pembenaran dari pemikirannya dan jawaban untuk pertanyaan paling utama dalam otaknya, "Kenapa orang bisa percaya kalau Tuhan itu ada?" bukan pertanyaan, "Apakah Tuhan itu ada?".

Di saat seseorang akan menjadi atheis, pertanyaan kedua yang akan terus melingkar di kepala. Tapi orang atheis yang hidup di kalangan theis, akan lebih sering bertanya mengapa lingkungan sekitar mempercayai-Nya.

Saat dia bertanya dengan orang theis atau orang theis melontarkan pertanyaan mengenai sikapnya yang atheist, pikiran akan kembali ke satu topik: TUHAN.

Pada akhirnya, orang atheist lah yang sering memikirkan Tuhan, dan membawanya untuk selalu mengingat Tuhan.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

bener... bener... hal ini pun mengingatkan saya pada novel sastra klasik Indonesia yang menjadi favorit saya, berjudul "Atheis" karya Achdiat K.Mihardja. Memang benar, orang yang atheis sering memikirkan Tuhan dibandingkan orang yang theis. Malah, orang yang theis kebanyakan adalah orang-orang yang seolah mengikuti 'trend', misalnya bagi yang Islam, kalau puasa ya ikutan aja puasa tanpa bisa memahami sepenuhnya tentang makna puasa itu sendiri.

Sukses selalu untuk anda... :)

- mengatakan...

Iya, banyak theis yang justru menabukan sikap kritis atas Tuhan dan lebih suka menelan semuanya bulat-bulat. Padahal yang membedakan manusia dengan mahlukh lainnya adalah karena manusia mahlukh berakal pikir.

:) salam.

Anonim mengatakan...

salam dari seberang,

IBS, setuju dengan dirimu, perkara sebegitu dipanggil 'taqlid dalam agama'. Mengikut sahaja tanpa memikirkan mengapa diadakan begitu dan begini. Ada sahaja pendapat yang mengharamkan bahkan mengaharuskan taqlid ini mengikut kemampuan seseorang.

Tetapi mungkin sahaja ada kebenarannya. Atheis sering berfikir tentang Tuhan kerana keadaan dirinya sedang Theis tidak pula sementelah keadaan persekitarannya, bukan?

Bisa sahaja mengirimi saya di ciknura@gmail.com untuk perkongsian fikrah. Tentu kalian banyak ilmu untuk saya hadami dan nikamati.

Salam ukhuwah ;)