Orang Jakarta menghabiskan sebagian besar hidupnya di jalanan. Menempuh jarak yang begitu dekat saja harus memakan waktu sampai berjam-jam. Setiap sisi di Jakarta penuh dengan tempat-tempat bisnis dan hiburan. Jadinya sisi-sisi ini pun menjadi penting untuk disingahi. Alhasil, hanya di Jakarta yang jalanannya penuh dengan berbagai transportasi umum. Sebut saja mulai dari angkot, bus, sampai transportasi sederhana seperti becak.
Beberapa sudah saya rasakan "goncangannya". Dari yang paling wahid, apalagi kalau bukan "busway", sampai metro mini, kopaja, bus PPD, patas AC, angkot, kab, bajaj, doyok, ojek, dokar, dan becak.
Banyak yang belum saya naiki, sebut saja "perahu penerjang sampah" milik pemda yang beroperasi di sungai ciliwung (saya lupa namanya), rakit penyebrang di kali ciliwung, dan bemo.
Saya tipikal penebeng. Selain merasakan angkutan umum, saya termasuk "parasit" yang doyannya nebeng mobil sederhana, mobil mewah, motor bebek, sampai motor mewah milik teman-teman saya yang berbaik hati memberi tumpangan.
Lama-lama saya jadi terobsesi dengan jalanan ibukota yang tak ada duanya di negara dan daerah lain. Semrawut, macet, ramai, dll. Saya jadi ingin mencoba segala transportasi umum yang tersedia. Segala jurusan bus dan angkutan umum. Saya sampai pernah berpikir untuk membuat peta transportasi umum di Jabodetabek. Entah ini hanya mimpi sesaat atau mimpi yang telah karatan.
Yang pasti, hidup di jalanan Jakarta menawarkan segala macam pengalaman, cerita, penghiburan, dan samsara...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar