Februari 17, 2008

Cicak-cicak di Dinding

Kenangan masa kecil selalu membawa manusia balik ke bumi. Malam itu, pacar saya menatap langit-langit dengan pandangan serius. Suara cicak-cicak saling berkejaran menambah kesenyapan malam. Tiba-tiba saja dia (pacar saya, bukan cicak ^^ ) berkata:

"Aku sudah lama gak ngeliat cicak yang putus ekornya"

Saya hanya memandangnya bingung. Matanya masih tertuju pada langit-langit kamar yang putih. Saya balik bertanya,

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu?"

Baru saat itulah dia menengok ke arah saya sambil menjawab:

"Waktu kecil sering banget lihat ekor cicak yang putus. Kayaknya dulu seru banget ngeliat cicak yang ekornya putus."

Lalu dia kembali merenung, menajamkan telinga berusaha mengejar jejak-jejak suara cicak-cicak yang berlarian. Entah di mana cicak-cicak itu, mungkin di balik lemari atau malah berada di luar kamar.

Potongan memori yang sederhana bisa menghantarkan senyuman maupun air mata. Mungkin terkesan tak bermakna bagi orang lain. Tapi selalu membawa kita ke suatu masa di mana hanya kita yang memilikinya....

Tidak ada komentar: